Kamis, 16 November 2017

Nama-Nama Puncak Gunung Muria

Posted at  12.03  |  in  muria


Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam beberapa wilayah, yaitu Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, dan Kabupaten Pati. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus dinamakan berdasarkan nama Bukit Moria dan kota Al-Qudus/Baitul Maqdis/Yerusalem. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan nama Masjid di Yerusalem.

Gunung Muria memiliki beberapa puncak yaitu diantaranya :

1.    1.  Puncak Natas Angin
Puncak Natas Angin
Natas Angin merupakan puncak tertinggidi gunung muria. Ketinggian maksimalnya sekitar 1700 mdpl. Lebih tinggi sedikit dari puncak songolikur, yakni di kisaran 1606 mdpl. Banyak pendaki berbondong-bondong untuk menaklukkkannya. Meskipun dianggap tertinggi, tapi banyak sekali pendaki pemula yang melakukannya. Karena ketinggian di sini tidak seekstrim gunung lainnya. Bisa dikatakan kalau puncak natas angin kudus ini masih tergolong rendah. Pendakian menuju puncaknya terbilang sulit dan menantang. Medan paling menantang ada sebelum mencapai puncaknya. Medan yang dimaksud dikenal dengan sebutan jalur naga. Jalur naga ini punya ciri khas berkelok, tanjakan curam, sempit, dan kiri kanannya jurang semua. Jadi, cukup menantang.
2.      Puncak 29 (songolikur)
Puncak Songolikur
Puncak 29 muria atau dikenal puncak songolikur (bahasa jawa), merupakan tujuan populer pendakian di area sekitar gunung muria. Puncaknya juga dikenal dengan nama puncak 29 sapto renggo. Entah apa maksud dari penamaan itu, yang pasti banyak sekali pendaki tertarik untuk mencapai puncaknya. Lebih-lebih ketika suasana liburan tiba. Puncak 29  memiliki ketinggian sekitar 1603 mdpl. Ada dua jalur yang bisa dilewati kalau mau ke puncak 29 gunung muria kudus ini. Jalur pertama adalah dari desa Rahtawu Gebog. Kemudian jalur kedua melewati Desa Tempur, Keling Jepara. Mengenai keindahannya, tentu tidak diragukan lagi. Alamnya yang masih asri, tentu membuat pendaki merasakan suasana yang tidak biasa.
3.      Puncak Argowiloso
Puncak Argowiloso
Puncak Argowiloso memiliki ketinggian 1553MDPL, ketinggian yang sangat cocok untuk para pendaki pemula, yang menawarkan pemandangan tak kalah takjubnya. Puncak Argowiloso sendiri pernah di tutup beberapa hari karena kebakaran di jalur puncak, namun, tak membutuhkan waktu lama, puncak tersebut di buka kembali. Dari puncak Argowiloso, akan terlihat  puncak 29 yang terbentang di depan. Dari puncak argowiloso kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang sangat menakjubkan apabila kabut tidak tebal.
4.      Puncak Abiyoso
Puncak Sapto Argo atau biasa disebut puncak Abiyoso ini adalah puncak terendah di Kudus puncak ini diminati oleh kalangan kalangan muda untuk berkemah dan bercandaan disana karena tidak terlalu tinggi dan tidak menguras energi. Tetapi puncak ini tidak cocok bagi para traveler yang sudah berpengalaman ke gunung gunung yang tinggi dan menantang.
5.      Puncak Agrojembangan
Puncak Argojimbangan
Puncak Argo Jembangan atau biasa disebut puncak Punuk Sapi adalah puncak yang berbentuk menyerupai punuk sapi. Rute Argo Jembangan bisa dilalui dari arah Colo kemudian Desa Japan, lanjut masuk ke daerah perhutani diantara gunung Muria dan Argo Jembangan. Tapi medan disini sulit dilalui karena pendaki sering kehilangan arah dan tiba tiba kompas tidak berfungsi, kita juga tidak bisa melihat arah karena matahari tertutup oleh puncak Argo Jembangan . Dan jalur paling mudah dan disarankan adalah melewati Kec. Gembong Pati dan menuju ke Desa Domo Klakah Kasian lalu lanjut ke desa terpencil yang dikepung perkebunan kopi yaitu desa Tunggul Wulung.




Sumber :
·         http://alatmendaki.com


Share this post

Tentang Paresmapa

Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati
BaseCamp: SMAN 1 Pati, Jl. Panglima Sudirman 24 Pati, kode pos 59113
email: paresmapa@gmail.com Google+. Facebook. Twitter.

4 komentar:

  1. Disini disebut ketinggian puncak Natas Angin 1700-an mdpl. Tpi pas muncak kemaren sudah ada tulusanya bahka bahwa ketinggian puncak Natas Angin 1515mdpl. Yang betul yg mana ya?

    BalasHapus
  2. Dahulu kala mungkin sekitar abad ke-5 atau sebelumnya Gunung Muria memilik ketinggian yang lebih tinggi lagi... Bisa jadi ketinggiannya mencapai 3000an mdpl. Hingga akhirnya terjadi letusan yang sangat dahsyat sehingga material letusannya mampu menimbun selat Muria sehingga kemudian Muria yang dahulunya bukan bagian dari pulau Jawa lalu menyatu dengan pulau Jawa setelah selat Muria berubah menjadi daratan yang datar.
    Lenyapnya puncak tertinggi yang diakibatkan letusan maka terbentuklah beberapa puncak baru yang lebih rendah. Tetapi diantara puncak² baru sisa letusan Muria itu ada 7 puncak tertinggi, yang kemudian dirangkum menjadi nama Saya Arga, yang disebut juga oleh lidah orang Jawa sering disebut Sapto Renggo.
    5 diantaranya sudah anda sebutkan. Jadi masih kurang 2 puncak lagi yang belum disebutkan. Dari beberapa sumber ternyata berbeda nama puncak yang disebutkan. Ada yang menyebut puncak Kukusan, puncak Ngiring-iring. Tetapi masyarakat desa Tempur ada yang memasukkan satu nama lagi yang pernah disebutkan, yaitu puncak Gajah Mungkur. Entah mana yang benar.... saya juga tidak tau persis.

    Saya tambahkan ada hal yang logis menurut pengamatan berdasarkan sejarah. Ketika saya berada di desa Tempur lalu saya memandang memutar 360°....seakan saya merasakan berada di tengah-tengah kawah. Desa Tempur dikelilingi tebing-tebing tinggi. Sangat logis jika setelah Muria meletus meninggalkan kawah besar sisa letusan. Kawah tersebut pada ratusan tahun kemudian terbentuklah danau vulkanik. Karena volume air yang semakin besar, ada salah satu dinding tebing di bagian Timur Laut kawah yang sangat tipis tidak mampu menahan tekanan air danau sehingga jebol. Jebolnya dinding tebing tadi membuat air danau surut sampai habis.... sehingga terbentuklah sebuah lembaga, yang kemudian lama kelamaan dihuni manusia yang kemudian einamakan desa Tempur.
    Sebelum masuk desa Tempur ada akses jalan yang melintasi celah tebing yang agak sempit. Ya disitulah letak jebolnya dinding tebing danau Vulkanik Muria. Kali gelis yang mengalir ke Utara dan bermuara di perbatasan wilayah desa Bumiharjo dan Bandung harjo.... mungkin dahulu terbentuknya Kali Gelis karena dahsyatnya banjir yang datang dari danau vulkanik yang jebol.

    Muria menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Mungkin juga lenyapnya Kerajaan Kalingga karena tertimbun material letusan Muria. Terbukti ditemukannya dia barang besi sejajar yang mirip rel kereta api pada kedalaman ± 10 meter ketika ada warga dukuh Senggrong desa Blingoh menggali tanah untuk membuat sumur. Keberadaan temuan itu dibenarkan oleh perangkat desa Blingoh yang sempat saya mintai informasi.

    BalasHapus

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 PARESMAPA || Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati ||. Template by Bloggertheme9
Powered by Paresmapa Team.
back to top