Pada postingan saya kali ini saya akan berbagi
pengalaman muncak di perbukitan Wukir Rahtawu (puncak 29) gunung muruia Kudus
jawa tengah. Rahtawu sebenarnya adalah
nama desa di lereng gunung muria yang masuk dalam kecamatan gebog, bagi
masyarakat kudus dikenal bahwa desa ini menyimpan banyak misteri.
Puncak 29 memiliki ketinggian 1.602 mdpl. Jalur
pendakian menuju puncak 29 ini ada dua yaitu jalur rahtawu dan jalur tempur.
Pendakian ini kami lakukan pada sabtu 30 januari 2018.
Kami berangkat dari salah satu masjid Baitul Qodir, desa puri kecamatan Pati (samping
SMA N 1 Pati) sekitar pukul 07.00 WIB. Kami berangkat menggunkan sepeda motor.
Anggotanya yaitu terdiri dari saya (ika), isna, galuh, mamah (aprilia), ana,
intan, mas fikru, mas yandi, mas ajik, anung, dan faza. Di tengah-tengah
perjalanan kami berhenti di salah satu daerah kudus untuk menunggu anggota lain
yang mau ikut yaitu mas maul. Setelah itu kami berangkat dari situ menuju desa
Rahtawu. Setelah sampai di desa rahtawu kami memakirkan motor di tempat parker
terdekat. Lalu kami membeli karcis senilai 3000 per orang. Setelah membeli
karcis kami memulai perjalanan untuk memdaki puncak 29 ini dengan membawa tas
yang berisi perbekalan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Sebelumnya kita juga tidak lupa untuk berdoa terlebih
daluhu agar senantiasa diberi keselamatan dan selamat sampai tujuan. Di awal
pendakian kita langsung disuguhi pemandangan yang hijau dan indah. Agar tidak
merasa bosan atau boring dalam perjalanan kita isi dengan berbagai
obrolan-obrolan lucu, yang kami tertawa. Manurut saya jalur yang kami lewati
ini agak naik sehingga kami juga sering istirahat di sepanjang perjalanan untuk
mengisi tenaga. Kami juga berheti di setiap pos-pos yang ada di sana. Ternyata
pos di sana tersebut menyediakan jasa penginapan dan menjual berbagi macam
makanan dan minuman yang hangat. Pada waktu istrahat di pos 2 mas fikru membeli
kopi dan anung membeli gorengan. Sementara galuh mulai lemas karena ia merasa
lapar.
Setelah dari pos 2 kami melanjutkan perjalanan. Dan
seperti biasa kami sering istirahat di jalan apabila kita merasa capek karena
medannya naik. Jadi seolah-olah tenaga kami habis dan sanagat merasa lelah.
Kami menuju ke sendang buton terlebih dahulu karena menurut pengalaman mas
yandi di sana ada mushola yang dapat di gunakan untuk tempat istirahat dan
sholat.
Dan tidak begitu lama kami sudah sampai di sendang
buton. Di sana kami beristirahat dan membeli makanan serta mengisis persediaan
air kami. Setelah waktu istirahat kami rasa sudah cukup, kami melanjutkan
perjalanan menuju puncak. Dari dendang buton tersebut jalan yang kami tempuh
lumayan datar sehingga kami tidak terlalu capek. Tapi semakin mendekati puncak
jalanya semakin naik dan banyak batuan-batuan, sehingga agak sulit di lalui.
Setelah melewati itu semua akhirnya kami sampai di
puncak 29 yang ditandai dengan gapura merah yang seolah-olqh menyambut kita. Di
sana terdapat sebuah bangunan seperti bangunan Hindu atau Budha dan di sana
juga terdapat dua warung yang menyediakan tempat penginapan dan menjual makanan
serta minuman. Di sana kami makan siang dengan bekal yang kami bawa dari rumah,
sebagian lagi ada yang membeli makanan di warung tersebut. Kita di sana melebat
capek dan bercanda-bercanda ringan. Setelah kami rasa cukup kami berfoto-foto
bersama di sana.
Setelah pukul 14.00 WIB kami packing barang-barang
kami dan melanjutkan perjalanan untuk turun. Di saat perjalanan kami berjalan
beriringan sambil becanda dan bernyayi bersama. Setelah itu kami singgah
kembali di sendang buton untuk sholat dhuhur dan ashar. Sholatnya kami jamak
karena waktu sholat dzuhur kelewat. Di sana kami cuci muka dan melaksanakan sholat berjamah. Selanjutnya
kami melanjutkan perjalanan turun.
Akhirnya kami sampai di tempat parkir di sana kami
membeli siomay bersama-sama. Setelah itu kami melanjutkan pulang ke Pati. Kami
tiba di Pati sekitar waktu 19.00 WIB.A
0 komentar: