Senin, 29 Mei 2017

6 Kisah Menarik dari Susur Pantai 2017

Posted at  08.51  |  in  Susur Pantai



Minggu lalu, PARESMAPA angkatan XXVIII telah melaksanakan susur pantai. Dalam suatu kegiatan pasti ada pula sebuah kisah menarik yang tidak selalu ada di sebuah kegiatan lain meskipun itu adalah kegiatan yang sama.

Nah, apa saja sih yang menarik dari kegiatan Susur Pantai 2017?

Kegiatan yang diikuti 35 orang ini ternyata meninggalkan sepenggal kisah yang tak bisa dilupakan di setiap individunya. Dari masing-masing orang, tentunya memiliki kisah unik yang berbeda. Di bawah ini adalah 6 kisah tentang kegiatan Susur Pantai 2017 berdasarkan wawancara dari peserta yang mengikuti kegiatan ini.

1. Bintang Jatuh diantara Taburan Bintang

Pada malam hari di alam terbuka, pastilah akan disuguhi sebuah benda yang bersinar di langit. Itu adalah bulan dan bintang. Namun pada malam itu tak terlihat bulan. Melaikan banyaknya bintang yang bertaburan. Kala itu peserta susur pantai 2017 sangat menikmati keindahan alam yang sangat sulit ditemui di kota. Ketika sedang menebak rasi bintang di langit muncullah fenomena alam bintang jatuh. Munculnya bintang jatuh yang sangat singkat membuat peserta yang masih terjaga menjadi geram karena ada beberapa yang tidak melihat fenomena alam tersebut meskipun bintang jatuh disana muncul lebih dari 3 kali.

2. Bernyanyi dan bercerita memecah keheningan malam

Sudah menjadi kebiasaan ketika mengikuti kegiatan pasti akan ada nyanyian. Tak terkecuali dengan susur pantai tahun ini. Apalagi terdapat salah satu alumni yang membawa gitar. Semakin pecah keheningan pada malam itu. Tak hanya bernyanyi, kami

3. Mencari Wideng

Wideng (Sesarma sp.) merupakan binatang sejenis kepiting yang biasa ditemukan di kawasan pesisir atau hutan mangrove. Binatang ini merupakan binatang nokturnal (aktif pada malam hari). Sehingga malam susur pantai kala itu dimanfaatkan beberapa anak untuk mencari wideng. Tidak mudah dalam menangkap binatang ini karena mereka sangat aktif dan agresif. Ditambah dengan pencahayaan yang kurang mengharuskan kami untuk ekstra hati-hati agar tidak terjapit capit wideng yang menyakitkan. Selain itu kami juga berhati-hati dalam melangkah. Apabila terlalu bersemangat dalam mengejar wideng yang semakin menjauh, maka badan kotor penuh lumpur adalah akibatnya.

4. Piknik sambil belajar

Selain sebagai sarana untuk bersenang-senang, susur pantai 2017 juga dapat dijadikan sebagai sarana edukasi. Kami dapat mempelajari ombak lautan yang terlihat bercahaya biru ketika malam hari. Sangat menyenangkan untuk dipandang juga menyenangkan untuk dipelajari. Selain itu kami juga belajar mengenal jenis ular yang biasa ditemukan di daerah pesisir. Tujuannya agar kami dapat lebih berhati-hati disana karena ada jenis ular yang mampu menyamar menjadi ular mati padahal masih hidup. Beberapa jenis mangrove juga kami pelajari untuk memperkaya wawasan kami terhadap alam sekitar.

5. Jalur Susur yang “menyenangkan”

Menurut para peserta, mereka berekspektasi bahwa jalur yang akan ditempuh ketika susur pantai lancar dan hanya melewati tepi pantai saja. Padahal jalur sebenarnya harus melewati tambak dan menyebrang muara sungai yang tidak terlalu besar. Dan di tepi pantai tersebut kami tidak menginjak pasir pantai, melainkan tumpukan kerang yang telah mati dan terbawa arus menuju tepi pantai. Sebenarnya dengan jalur yang “menyenangkan” tersebut malah membuat suasana menjadi semakin menggelitik karena tingkah dari para peserta ketika melewati jalur tersebut.

6. Menghangatkan tubuh dengan api unggun

Semakin malam, suhu di daerah tempat camp kami semakin dingin. Hal itu menambah semangat peserta yang masih terbangun untuk terus membiarkan api anggun tersebut menyala. Tingkah konyolpun sering muncul saat sedang menghangatkan tubuh. Ada peserta yang hanya duduk-duduk saja sambil memperhatikan api yang menyala sambil berbincang dengan teman lainnya. Ada pula peserta yang memanfaatkan nyala api untuk menyalakan kembang api. Dan ada pula peserta yang saking gabutnya, mereka berlaku seolah-olah mereka berada di masa purba yaitu dengan berlari mengelilingi api unggun sambil berteriak hu-ha-hu-ha.


Nah, itulah 6 dari puluhan kisah menarik yang telah peserta rasakan selama mengikuti kegiatan Susur Pantai 2017. Meskipun lelah, kotor, dan bau keringat, kami masih tetap bisa merasakan kebersamaan dan keakraban dari masing-masing peserta baik dari PARESMAPA 29, PARESMAPA 28, dan alumni.

Penulis : Marisza Salsabilla (Paresmapa XXVIII)

Share this post

Tentang Paresmapa

Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati
BaseCamp: SMAN 1 Pati, Jl. Panglima Sudirman 24 Pati, kode pos 59113
email: paresmapa@gmail.com Google+. Facebook. Twitter.

0 komentar:

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 PARESMAPA || Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati ||. Template by Bloggertheme9
Powered by Paresmapa Team.
back to top