Senin, 01 Mei 2017

4 Hal Yang Harus Kamu Ketahui dari “Rhizophora Mucronata”

Posted at  12.29  |  in  Konservasi





Satu minggu yang lalu, Paresmapa telah mengadakan kegiatan tanam mangrove. Diawali dari pengambilan bibit di Pulau Seprapat Juwana yang kemudian ditanam di sekitar pantai terletak di Geneng Kertomulyo. Pada penanaman bibit mangrove, kita menanam salah satu jenis mangrove yaitu bakau kurap (Rhizophora mucronata) dengan jumlah yang lumayan banyak. Lalu apa saja hal-hal yang harus diketahui dari Rhizopora mucronata itu?

1.      Morfologi
Bakau Kurap dengan nama spesies Rhizophora mucronata merupakan tumbuhan tinggi dengan akar tunggang yang banyak. Batang yang terdapat celah ini berdiameter 70 cm dengan warna gelap atau kemerahan. Serta memiliki permukaan yang kasar atau kadang bersisik. Daun berbentuk lonjong berwarna hijau mengkilap di bagian permukaan atas dan lebih pudar serta terdapat titik-titik hitam di bagian permukaan bawah daun. Bunga berkelompok sekitar 4-8 kuntum dengan daun mahkota berwarna putih dan berambut dengan panjang hingga 9 mm. Serta buah yang berbentuk seperti telur berwarna hijau kecoklatan.

2.      Habitat
Pada umumnya Rhizophora mucronata tumbuh secara berkelompok. Hidup di pematang sungai, daerah pesisir yang datar dan terkena banjir pasang surut setiap hari. Rhizophora mucronata sulit tumbuh pada daerah yang jauh dari pasang surut. Pertumbuhan akan terjadi dengan optimal jika tumbuhan ini diletakkan pada areal yang tergenang dan kaya akan humus. Dibandingkan dengan spesies mangrove lainnya, mangrove jenis ini tampak lebih toleran terhadap genangan dan seringkali membentuk daerah cemara. Bahkan dapat terjadi tegakan murni atau mungkin tumbuh dengan Rhizophora apiculata. Bakau kurap adalah tumbuhan yang dilindungi di Afrika Selatan. Rhizophora mucronata tumbuh pada pantai-pantai tropis seperti Afrika Timur ke Madagaskar, pulau-pulau di Samudera Hindia, daratan Asia Tenggara, Indonesia dan Filipina, timur laut Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan sejauh kelompok Tonga. Dan pada tahun 1922 mangrove jenis ini diintroduksi ke Hawaii dan tumbuh dengan liar.

3.      Pertumbuhan
Pertumbuhan hutan mangrove sangat erat kaitannya dengan pendangkalan pantai dan penyempitan laut. Daerah hutan bakau merupakan suatu tempat yang bergerak, dimana tanah lumpur dan daratan secara terus menerus dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi daerah semi terrestrial (semi daratan). (Hutabarat dan Evans, 1985)
Cara perkembangbiakan Rhizophora mucronata adalah dengan beregenerasi dari biji. Jika biji jatuh dari pohon induk saat air surut, kemungkinan semai mangrove akan dihasilkan. Karena ketika biji tersebut langsung jatuh menancap ke lumpur, pada saat itu akan membentuk akar baru yang kemudian membentuk  hipokotil. Namun jika biji jatuh pada waktu air pasang, maka biji tersebut akan terbawa oleh air dan mengapung tanpa terjadi perkembangan akar. Akan tetapi ada kemungkinan nanti terjadi perkembangan akar walaupun akan sangat lambat. Atau setelah air surut, biji yang terbawa oleh air akan terdampar sehingga akar dapat berkembang dan akan tumbuh keluar.
Rhizophora mucronata, salah satu jenis mangrove yang paling tersebar luas ini mempunyai proses pembungaan yang terjadi sepanjang tahun. Seringkali terjadi hambatan dalam pertumbuhan, seperti gangguan kepiting yang memakan mangrove yang masih muda. Namun tumbuhan akan dapat lebih tahan terhadap gangguan kepiting jika telah dikeringkan selama beberapa hari. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya akumulasi tanin di dalam jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pertahanan atau pelindung.

4.      Manfaat Tumbuhan
Banyak manfaat yang diperoleh dari Rhizophora mucronata. Diantaranya untuk membantu mencegah erosi pantai dan dalam restorasi habitat mangrove. Buahnya dapat dimasak atau diekstraksi untuk menghasilkan anggur. Juga tunas mudanya yang dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Kayunya dapat digunakan untuk membuat bahan bakar arang, bahan bangunan, tiang, pembuatan jebakan ikan dan jika direbus dengan air, air rebusan (ekstraknya) dapat digunakan sebagai obat diare dan anti muntah, serta cacahan kayunya dapat menghentikan pendarahan pada luka luar yang baru. Tanin yang ada dalam kulit kayu dapat bermanfaat dalam penyamakan dan pewarna yang diekstraksi dari kulit kayu dan dedaunan. Dapat juga digunakan untuk mengobati perdarahan pada air seni. Kulit akar dan getah buahnya dapat dipakai untuk obat anti nyamuk. Daun muda yang masih segar jika dikunyah dapat berguna sebagai anti septik. Dan berbagai bagian tumbuhannya dapat digunakan dalam pengobatan tradisional. Rhizophora mucronata juga dapat melindungi pematang dengan cara menanamnya di sepanjang tambak.



Penulis: Putri Indrianti (Angkatan XXVIII)

Share this post

Tentang Paresmapa

Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati
BaseCamp: SMAN 1 Pati, Jl. Panglima Sudirman 24 Pati, kode pos 59113
email: paresmapa@gmail.com Google+. Facebook. Twitter.

0 komentar:

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 PARESMAPA || Pencinta Alam Remaja SMA Negeri 1 Pati ||. Template by Bloggertheme9
Powered by Paresmapa Team.
back to top