Satu minggu
yang lalu, Paresmapa telah mengadakan kegiatan tanam mangrove. Diawali dari
pengambilan bibit di Pulau Seprapat Juwana yang kemudian ditanam di sekitar
pantai terletak di Geneng Kertomulyo. Pada penanaman bibit mangrove, kita
menanam salah satu jenis mangrove yaitu bakau kurap (Rhizophora mucronata) dengan jumlah yang lumayan banyak. Lalu apa saja
hal-hal yang harus diketahui dari Rhizopora mucronata itu?
1.
Morfologi
Bakau Kurap
dengan nama spesies Rhizophora mucronata merupakan
tumbuhan tinggi dengan akar tunggang yang banyak. Batang yang terdapat celah
ini berdiameter 70 cm dengan warna gelap atau kemerahan. Serta memiliki
permukaan yang kasar atau kadang bersisik. Daun berbentuk lonjong berwarna hijau mengkilap di
bagian permukaan atas dan lebih pudar serta terdapat titik-titik hitam di
bagian permukaan bawah daun. Bunga berkelompok sekitar 4-8 kuntum dengan daun
mahkota berwarna putih dan berambut dengan panjang hingga 9 mm. Serta buah
yang berbentuk seperti telur berwarna hijau kecoklatan.
2.
Habitat
Pada
umumnya Rhizophora mucronata tumbuh secara berkelompok. Hidup di pematang
sungai, daerah pesisir yang datar dan terkena banjir pasang surut setiap hari. Rhizophora mucronata sulit tumbuh pada
daerah yang jauh dari pasang surut. Pertumbuhan akan terjadi dengan optimal jika
tumbuhan ini diletakkan pada areal yang tergenang dan kaya akan humus. Dibandingkan
dengan spesies mangrove lainnya, mangrove jenis ini tampak lebih toleran
terhadap genangan dan seringkali membentuk daerah cemara. Bahkan dapat terjadi
tegakan murni atau mungkin tumbuh dengan Rhizophora apiculata. Bakau kurap
adalah tumbuhan yang dilindungi di Afrika Selatan. Rhizophora mucronata tumbuh pada pantai-pantai tropis seperti
Afrika Timur ke Madagaskar, pulau-pulau di Samudera Hindia, daratan Asia
Tenggara, Indonesia dan Filipina, timur laut Australia dan Kepulauan Pasifik
Selatan sejauh kelompok Tonga. Dan pada tahun 1922 mangrove jenis ini diintroduksi
ke Hawaii dan tumbuh dengan liar.
3.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
hutan mangrove sangat erat kaitannya dengan pendangkalan pantai dan penyempitan
laut. Daerah hutan bakau merupakan suatu tempat yang bergerak, dimana tanah
lumpur dan daratan secara terus menerus dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang
kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi daerah semi terrestrial (semi
daratan). (Hutabarat dan Evans, 1985)
Cara
perkembangbiakan Rhizophora mucronata adalah dengan beregenerasi dari
biji. Jika
biji jatuh dari pohon induk saat air surut, kemungkinan semai mangrove akan
dihasilkan. Karena ketika biji tersebut langsung jatuh menancap ke lumpur, pada
saat itu akan membentuk akar baru yang kemudian membentuk hipokotil. Namun jika biji jatuh pada waktu
air pasang, maka biji tersebut akan terbawa oleh air dan mengapung tanpa
terjadi perkembangan akar. Akan tetapi ada kemungkinan nanti terjadi
perkembangan akar walaupun akan sangat lambat. Atau setelah air surut, biji
yang terbawa oleh air akan terdampar sehingga akar dapat berkembang dan akan
tumbuh keluar.
Rhizophora mucronata, salah satu
jenis mangrove yang paling tersebar luas ini mempunyai proses pembungaan yang
terjadi sepanjang tahun. Seringkali terjadi hambatan dalam pertumbuhan, seperti
gangguan kepiting yang memakan mangrove yang masih muda. Namun tumbuhan akan
dapat lebih tahan terhadap gangguan kepiting jika telah dikeringkan selama
beberapa hari. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya akumulasi tanin di
dalam jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pertahanan atau pelindung.
4.
Manfaat
Tumbuhan
Banyak manfaat yang diperoleh dari
Rhizophora mucronata. Diantaranya untuk membantu mencegah erosi pantai dan
dalam restorasi habitat mangrove. Buahnya dapat dimasak atau diekstraksi untuk
menghasilkan anggur. Juga tunas mudanya yang dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Kayunya
dapat digunakan untuk membuat bahan bakar arang, bahan bangunan, tiang, pembuatan jebakan ikan dan jika
direbus dengan air, air rebusan (ekstraknya) dapat digunakan sebagai obat diare
dan anti muntah, serta cacahan kayunya dapat menghentikan pendarahan pada
luka luar yang baru. Tanin
yang ada dalam kulit kayu dapat bermanfaat dalam penyamakan dan pewarna yang
diekstraksi dari kulit kayu dan dedaunan. Dapat juga digunakan untuk mengobati perdarahan
pada air seni. Kulit akar dan getah buahnya dapat dipakai untuk obat anti
nyamuk.
Daun muda yang masih segar jika dikunyah dapat berguna sebagai anti
septik. Dan
berbagai bagian tumbuhannya dapat digunakan dalam pengobatan tradisional. Rhizophora mucronata juga dapat
melindungi pematang dengan cara menanamnya di sepanjang tambak.
Penulis: Putri Indrianti (Angkatan XXVIII)
0 komentar: